Sabtu, 31 Maret 2012

Mencintai dan dicintai sama pentingnya

Saya menuliskan judul diatas karena tergelitik atas ucapan adik, mama, dan beberapa teman yang mengatakan bahwa "bagi wanita lebih baik dicintai daripada mencintai". Mungkin beberapa orang akan menyangkal dengan berkata "ah masa sih..kalo aku sih lebih baik saling mencintai..karena cinta adalah segalanya..sesuatu yang sakral..tanpa cinta ga ada deh yang namanya pernikahan" atau sangkalan2 yang lain. Apalagi bagi orang2 yang sangat "mengagungkan cinta"..pasti akan sangat tidak setuju dg pernyataan itu. Saya termasuk orang yang sangat mengedepankan rasa, sehingga pernyataan itu bagi saya agak sedikit tidak pas. Bagi saya, cinta adalah rasa yang membuat seseorang itu dapat hidup bahagia. Cinta dapat dimulai dari keluarga kita. Cinta ayah kepada ibu, anak dan sebaliknya. Cinta suami terhadap istri dan sebaliknya. Cinta terhadap sahabat, terhadap sesama, terhadap alam. Lebih dahsyat lagi adalah cinta  Allah terhadap kita, Dzat pencipta seluruh alam ini, yang Maha kasih dan Maha penyayang.

Itulah cinta, yang membuat setiap manusia bisa hidup bahagia dan saling menyayangi. Allah memberikan rasa cinta kedalam diri setiap manusia dengan tujuan agar manusia saling menyayangi satu sama lain. Baiklah, saya akan mempersempit tulisan saya. Dalam hidup ini Allah melegalkan cinta manusia dalam ikatan pernikahan. Dalam pernikahan ada rohmat Allah, sehingga selalu ada cinta disitu. Rohmat Allah berarti kebarokahan di dalam rumah tangga. Saya pernah mengalami satu rasa yang katanya "cinta"..dan saat itu jg berpikir bahwa dialah soulmateku..jodohku..hoho..hati2 kawan. Tanpa kita sadari kita melupakan Dzat yang menciptakan kita, yang paling tau apa yang akan terjadi. Sehingga tidak jarang, hubungan "cinta" yang belum dilegalkan tidak berjalan mulus alias putus ditengah jalan. Padahal yang menjalaninya sudah sangat berharap bahwa "pasangannya" itulah jodohnya.

Jadi, mengawali sebuah hidup baru tetap dibutuhkan cinta. Saya yakin, jika kita melegalkan suatu hubungan dengan dilandasi cinta pada Allah dan menegakkan sunnah Rasulullah, maka pelan tapi pasti, cinta itu akan tumbuh, karena ada Allah yg selalu menyirami hubungan tersebut dengan rohmat. Dan ini jauh lebih penting daripada "cinta" yang belum pasti. Saya pun merasakan hal ini, cinta yang saya miliki saat ini benar2 nyata. Cinta buat seorang suami ternyata jauh lebih nyata dan lebih indah. Meski saya pernah merasa bahwa dia ga cocok buatku. Saat itu yang tergambar, dia seorang laki2 yang pasif, ga lucu, hehe..semua deh pokoknya..segudang alasan yang aku sampaikan ke mama. Tapi ternyata benar kalo dikatakan bahwa seorang ibu adalah wakil Allah dibumi. Menurut mama aku harus banyak mendekat lagi pada Allah, karena hanya Allah lah yang tahu apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Satu hal yang kudapat dari perjalananku pasrah pada Allah adalah cintaku pada Allah lebih besar dari apapun. Saya menginginkan ridho Allah melalui wakilnya, yaitu mama. Singkat cerita, saya menikah dengannya. Saya melihat begitu banyak cinta di sekelilingku yang bahagia dengan keputusanku. Begitulah jika kita hidup dengan cinta. Sampai dengan tulisan ini saya buat, suamiku telah mendampingiku selama 1 tahun 1 bulan 7 hari..hehe..lengkap banget nyebutinnya. Memang belum bisa dikatakan lama, karena kami baru saja memulainya. Tapi saya yakin, dialah suami yang telah dkirimkan Allah buatku. Sambil terus berdoa agar Allah selalu melindungi dan memberi rohmat pada rumah tangga kami, dengan terus menambah kebahagiaan kami dengan memberi kami generasi penerus yang sholih/at. Amiin..

Jadi, dicintai dan mencintai itu sama pentingnya dalam suatu hubungan. Jadilah wanita yang bisa mencintai suami dan keluarga dengan sepenuh hati. Begitu juga para pria di ujung sana, cintailah wanitamu, kau ada di dunia ini juga karena cinta seorang wanita, yaitu ibumu. Cinta adalah sesuatu yang penting untuk membuat hidup kita bahagia. Tapi tempatkanlah cinta pada tempat yang mulia, maka cinta akan menjadi sesuatu yang berharga.


Love, Na

Mencintai dan dicintai sama pentingnya